Saturday, April 2, 2011

Semut Nabi Sulaiman ( Cerita Untuk Anak Muslim)

Semut itu, mahluk yang diciptakan Allah dalam bentuk yang kecil. Mereka hidup secara berkelompok di dalam tanah, membuat lubang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan di musim dingin. Rakyat semut mempunyai organisasi yang baik pula. Mereka mempunyai sifat yang patut diteladani oleh kita selaku manusia yaitu selalu memberi salam dengan mesra sesama teman-teman, kerabat dan orangtuanya, mereka selalu bersalaman dan berciuaman ketika bertemu dengan saudaranya.Disamping itu juga para semut mempunyai sifat kerjasama yang cukup solid.
Pada suatu hari di perkampungan semut, berkatalah raja semut : “disana ada sepotong kurma, kirimlah 1000 semut tentaraku untuk mengambil dan membawanya”. Perintah sang raja.
Dengan hati yang riang gembira dan ceria, 1000 ekor semut bekerjasama melaksanakan perintah sang raja, mereka membawa sepotong kurma itu untuk persediaan makanan mereka selama satu tahun.
Semut takut pada air. ½ gelas air saja, dapat meneggelamkan dan membunuh 1000 ekor semut karena semut bukanlah mahluk yang pandai berenang. Masing-masing semut diperkampungan itu mempunyai tugas yang berbeda-beda, ada yang bertugas sebagai penjaga keamanan, ada juga yang mengawasi semut-semut pekerja yang lain.
Diantara beribu-ribu semut diperkampungan, ada 1 ekor semut yang gagah, pemberani, dan pekerjakeras, oleh sang raja semut itu di diangkat menjadi panglima semut yang bertugas menjaga keamanan kerajaan semut.
Ancaman lainnya yang paling berbahaya bagi semut selain air adalah manusia. Manusia akan membunuh dan memusnakan semut dengan tidak disadarinya. Terkadang manusia membunuh semut dengan telapak kakinya, karena tak melihat ketanah saat berjalan. Manusia hanya melihat kedepan, kebelakang, kekanan dan kekiri. Sungguh, alangkah angkuh dan sombongnya manusia ini !!!
Pada suatu hari panglima semut bertemu dengan seorang hamba Allah yang shaleh, rendah hati dan bijaksana. Beliau adalah raja yang sangat kaya raya. Sulaiman namanya. Suatu hari panglima semut sedang menjaga keamanan lembah semut, berjalan merayap dalam jarak yang cukup jauh. Terus berjalan, langkah demi langkah, sambil bertasbih kepada Allah SWT. Setelah berjalan cukup jauh, panglima mendapati sebuah pohon lalu merayap keatas pohon, diam sejenak sambil terus bertasbih pada Allah SWT.
Tiba-tiba terdengar sesuatu dari jarak yang jauh, lebih dari seribu langkah kaki mendekati perkampungan semut. Panglima semut terus naik keatas pohon yang lebih tinggi untuk melihat dan memastikan pasukan siapa yang datang. Dengan perasaan takut, terlihat sekumpulan pasukan yang terdiri atas jin, manusia dan burung berjalan dengan tertib. Pasukan ini bukan pasukan biasa. Barisan manusia, jin dan burung yang sangat panjang seolah-olah tak berujung. Kecemasan dan ketakutan merasuki tubuh sang panglima semut saat dia saksikan pasukan yang begitu banyak.
“Seandaianya pasukan semut tersebut melewati perkampungan kami , hancurlah kami’, dalam hati panglima semut berkata.
Dengan perasaan cemas akan bahaya yang mengencam,tergesa-gesa panglima semut turun dari atas pohon, dia kerahkan tenaga untuk berlari dengan kecepatan yang sangat tinggi pulang menuju keperkampungan semut.
Sepanjang perjalanan semut pulang, dia sampaikan berita tentang apa yang ia lihat kepada semut-semut yang berpapasan.
“bahaya sedang mengancam kita wahai saudaraku,” katanya.
“Bahaya apa?”, Tanya semut yang lain.
“Ada sekumpulan pasukan manusia yang sedang berjalan kearah kita” katanya panglima semut
Sesampaianya panglima di kerajaan semut , ia langsung melaporkan kepada sang raja tentang bahaya yang ia lihat.
“Ada barisan tentara dari jin, manusia dan burung tuanku, mereka diatur sangat tertib dalam barisan dan sepertinya akan melawati lembah semut, tempat perkampungan kita sang raja”
“Berapa jumlah tentaranya?”, Tanya sang raja semut.
“banyak tuanku..!” lapor sang semut.
Didalam lembah semut, kemudian mereka mengadakan rapat yang diikuti oleh para punggawa semut dan hanya berlangsung beberapa detik. Hasil dari rapat dewan semut itu antara lain ;
Intruksi agar para semut yang ada diperkampungan masuk kelubang atau rumah masing-masing,
Bagaimana dengn para semut yang keluar rumah yang sedang bekerja..?
Untuk semut yang berada diluar perkampungan diperintahkan untuk segera kembali secepat mungkin kedalam perkampungan.
Panglima semut membunyikan peluit peringatan terakhir. Panglima semut dan rajanya kemudian naik keatas pohon berdiri disana sambil mengawasi dan mengamati situasi. Pandangan sang panglima semut lurus kearah utara, jalan yang akan dilewati oleh ribuan pasukan, jin, burung dan manusia.
Beberapa saat kemudian terlihat banyak pasukan dari kejauhan berbondong-bondong bagaikan kumpulan semut juga. Rombongan berjalan kearah kampung semut sambil mengucapkan takbir.
Setelah melihat rombongan pasukan makin mendekat, raja semut berseru dengan lantang :
“hai semut-semut, masuklah ke kedalam sarang-sarangmu masing-masing agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tak menyadarinya”. (Q.S An-Naml:18)
Semua semut mendengar intruksi dari sang raja, semut-semut segera berlari menuju sarang masing-masing. Disaat yang sama, ketika semua semut sibuk kesarangnya masing-masing, tiba-tiba pasukan yang terdiri atas jin, burung dan manusia berhenti tepat dekat pohon dimana sang panglima dan raja semut berada.
Salah seorang dari pasukan tersebut, terlihat sangat gagah, berwibawa dan soleh. Dia adalah pemimpin pasukan. Dengan wajah yang ramah sang pemimpin mengucapkan salam kepada panglima semut yang sedang berada di atas pohon.
“Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh, wahai semut”, sapa sang pemimpin.
“Wa’alaikum salam warohmatullahiwabarokatuh, tuan”, balas sang raja dan panglima semut serempak.
“Janganlah cemas dan takut dengan kehadiran pasukanku wahai semut” kata sang pemimpin dengan tersenyum
‘ Siapakah tuan, mengapa tuan mampu menggunakan bahasa semut ? tanya sang panglima semut.
Dengan senyumannya yang sangat berwibawa yang terlihat jelas dia orang yang soleh,manusia itupun menjawab; ‘ aku adalah panglima pasukan ini,
“Aku Sulaiman, nabi dan juga seorang raja”, balas sulaiman.
“seorang nabi !, benarkan itu ? Siapakah nama tuan ?, mengapa tuan mampu berbahasa semut ? tanya sang semut dengan keheranan.
“Aku diajari oleh Allah berbagai macam bahasa binatang”, kata nabi Sulaiaman.
Mendengar seruan sang raja semut tersebut, kemudian nabi Sulaiman berdo’a:
”Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugrahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal sholeh yang engkau ridhoi;dan masukkanlah aku kedalam rahmat-Mu ke dalam hambamu yang saleh”.
(Q.S An-Naml:19)
Dengan badan gemetar panglima semut bertannya lagi,
“Wahai Sulaiman nabi Allah, bersediakan engkau mendo’akanku..?
“Apa yang harus aku doakan untuk para semut? kecuali seruanmu tadi akan menjadi firman Allah dalam Al Qu’ran dan dibaca oleh orang-orang soleh dalam solatnya.
Dengan mengucap takbir sang semut turun dari atas pohon.
“Alangkah mulianya Sulaiman, beliau sudah diberi nikmat yang sangat besar, namun tidak takabur dan sombong” kata raja semut kepada panglimanya.
Dengan suara lantang Nabi Sulaiaman kemudian berseru kepada seluruh pasukannya.
“Kita putar arah jangan melewati lembah dan perkampungan semut,” seru sang nabi.
Mendengar kata-kata sang nabi tersebut, para semut meloncat riang gembira dengan mengucapkan takbir dan selamat jalan kepada sang nabi,
Akhirnya para semutpun selamat dari bahaya injikan kaki manusia pasukan nabi Sulaiman