Friday, May 20, 2011

Antisipasi cekok berkedok NII

       Akhir- akhir ini banyak pelajar dan mahasiswa yang mendadak hilang dan diduga dipengaruhi otaknya oleh ajaran Negara Islam Indonesia (NII). Hebohnya dan resahnya masyarakat menanggapi berita tersebut membuat beberapa pihak melakukan tindakan pencegahan. Para remaja menjadi sasaran NII ini karena remaja merupakan masa pencarian jati diri, kondisi mereka masih sangat labil dan mudah sekali dicekoki oleh hal-hal yang baru dan negatif.
      Berkaitan dengan adanya issu banyak remaja diculik dan dicekoki paham-paham yang tidak benar tersebut. Bahkan penculiknya  melakukan pencucian otak (brainwashing) terhadap korban . Bagaimana tindakan kita sebagai seorang guru menyikapi terror tersebut ?? Kita sebagai seorang pendidik bertanggungjawab untuk melakukan tindakan pencegahan kepada peserta didik melalui cara yang persuasive, agar anak-anak kita tidak mudah dipengaruhi dan terpengaruh oleh paham-paham yang tidak benar. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan membangun benteng ketahanan siswa. Guru bertanggungjawab untuk membangun ketahanan diri siswa sebagai benteng pertahanan menghadapi pengaruh-pengaruh negatif dari dunia luar akibat perubahan sosial budaya yang semakin cepat.Disinilah pentingnya guru sebagai seorang pendidik, mendidik berarti bukan hanya transformasi ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi lebih menekankan kepada pemberian bimbingan pada peserta didik agar potensi yang dimiliki mereka berkembang secara optimal mungkin, ahklak moral mereka terjaga dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai hidup dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pendidikan ini disamping guru adalah penyampai ilmu pengetahuan (mengajar) juga sekaligus pembimbing,membina dan menjaga ahlaq peserta didik ( mendidik).
Tindakan membangun benteng ketahanan diri peserta didik ini bukan hanya tanggung jawab guru mata pelajaran PKn, PAI maupun guru BP/BK saja. Namun semua guru mata pelajaran termasuk kepala sekolah dan komite mempunyai tanggung jawab moral dalam mewujudkan ketahanan siswa tersebut . Berupaya menyelamatkan peserta didik dari intervensi kelompok-kelompok,radikalisme, liberalisme dan paham-paham lain yang menyesatkan. Bukan hanya Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya), adanya issu tentang pencucian otak alla NIIpun patut untuk kita waspadai. Napza maupun cekok paham-paham berkedok NII merupakan zat yang berpengaruh terhadap susunan syaraf atau otak manusia. Mereka yang sudah terpengaruh akhirnya tidak lagi memiliki nilai-nilai moral dan kecakapan sosial sebagaimana layaknya orang-orang normal lainnya.
        Menurut pendapat saya ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh guru, sebagai tindakan antisipasi berkaitan dengan adanya isu pencucian otak ala NII ini.Pertama, guru ketika menyampaikan ilmu dikelas ( mengajar), harus melakukan bimbingan, membina moral siswa melalui penyisipan materi tentang pentingnya bersikap waspada dan antisipatif terhadap kehadiran orang yang belum dikenal dengan baik. Guru melakukan pembinan terhadap peserta didik akan bahaya yang ditimbulkan dengan adanya pencucian otak yang diduga dilakukan oleh kelompok NII. Tanamkan sikap kritis kepada siswa terhadap pengaruh perubahan cara berfikir orang lain, artinya kritis dalam hal ini berarti sikap tidak menerima begitu saja terhadap sesuatu yang berasal dari pihak lain, untuk kemudian mencermati segala kemungkinan yang timbul dan dapat dipersoalkan, menolak ikut arus pendapat mereka yang menurut orang lain dianggap sudah jelas dan benar. Berikan pemahaman kepada siswa bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, keberagaman yang ada di Indonesia itu perlu kita hargai dan yang tidak kalah pentingnya perlu sekali menjaga keutuhan dan integritas bangsa Indonesia.
    Upaya yang kedua, ciptakan komunikasi yang harmonis dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keakraban dengan peserta didik sehingga mereka mau mengungkapkan beberapa permasalahan yang sedang mereka hadapi, agar mereka tidak ke sembarang orang percaya sehingga mudah untuk dicekoki. Menurut berita yang beredar para remaja yang berhasil diculik dan sudah dicuci otaknya oleh paham NII, akan berprilaku melawan kepada siapa saja termasuk orang tua. Tindakan-tindakan pencucian otak yang diduga dilakukan oleh NII, tidak hanya langsung kepada para remaja yang mereka culik, tetapi mereka lakukan juga melalui dunia maya ( internet), paham-paham NII ini mereka sampaikan kepada para pengguna internet. Semua guru berkewajiban membangun benteng pertahanan siswa dengan memberikan sebuah motivasi dan penguatan aqidah siswa secara benar sehingga dengan demikian siswa tidak terjerumus terhadap paham-paham yang menyesatkan.
     Yang ketiga guru perlu adanya komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, agar mereka lebih memperhatikan anaknya dan waspada dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anaknya. Orang tua menurut saya jangan mudah percaya terhadap anaknya apabila mereka ijin keluar rumah dengan alasan belajar kelompok atau sekedar main.Bahkan ketika anak sering menyendiri di kamarpun selaku orangtua perlu mencurigai keadaan anak tersebut. Pemantauan orang tua tehadap anak harus lebih ekstra lagi dari sebelumnya. Perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada diri anak, baik prilaku, penampilan, ibadahnya, teman-temannya dan prestasi sekolahnya. Orangtua harus memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup kepada anaknya. Buat anak merasa dihargai,nyaman curhat dan diskusi dengan orangtua.Ajak anak melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh orang tua seperti ibadah (sholat, baca alquran, puasa, shodaqoh dll).
Untuk membangun ketahanan siswa ini memang perlu adanya kerjasama yang sinergis antara guru dan orang tua di dalam mengantisipasi berbagai hal, termasuk mengantisipasi aliran-aliran sesat yang di duga dilakukan oleh NII.

No comments:

Post a Comment